Istri Chef dan Dapur Rumah Tangga

"Wah, suaminya chef ya mbak? Enak donk dimasakin terus yang enak-enak."
Kalimat semacam ini entah sudah berapa ratus kali mampir ke telinga saya. Begitulah sebagian besar orang-orang merespon saat mereka tahu saya istri Chef.

Bukan hendak menafikan kebaikan suami yang memang pernah beberapa kali masak di rumah untuk saya dan anak-anak namun sungguh saya nggak tahan untuk nggak menjeb tiap ada yang ngomong gitu. Hahahaha. Buat suami saya, kemampuan masak beliau itu ya untuk kebutuhan mencari nafkah. Di rumah, urusan masak memasak ya tetap saja jadi urusan saya, istrinya.
Tapi kalau saya jawab yang masak ya tetap saya ada beberapa orang yang kemudian pasang wajah surprise tidak percaya. Tidak percaya kalau suami saya hampir nggak pernah masak di rumah sampai tidak percaya kalau saya bisa masak. Hahahaha.

Sejujurnya, saya emang nggak suka masak. Tapi nggak suka bukan berarti nggak bisa sih. Cuma karena suami jarang ada di rumah dan nggak bisa diprediksi pulang kapan jam berapa ada masanya pas saya rajin masak malah saya harus buang sisa makanan yang nggak sedikit karena nggak ada yang makan. Sudahlah saya nggak suka masak, dibelain masuk dapur, capek, eh nggak habis dan harus dibuang pula. Duh, sakit ati!

"Dibuang soalnya nggak enak kali masaknya." Demikian suara sumbang dari sebagian mahluk bernama manusia. Tenang, suara sumbangmu tak akan kumasukkan hati. Sudah biasa! Hahaha.
Untuk urusan sumbang-sumbang gini sih saya sudah khatam bolak balik. Buat saya sekarang, memasak dan mengurus rumah tangga bukanlah kompetisi. Saya pernah ada di level itu, capek sendiri, terus sekarang tobat. Hahaha.

Urusan dapur itu sederhana, sepanjang anak-anak doyan, suami suka, dan masakan saya tandas dalam sekali makan maka itu sudah cukup. Saya tidak perlu membuktikan kepada siapapun bahwa apa yang saya masak itu level enaknya memenuhi standar rasa orang lain. Kalau suami dan anak-anak bilang "Enak, mi!" Maka nilai saya sudah 100.
Jadi, sudah percaya belum kalau istri chef juga bisa masak? Hahaha.


Ditulis dari Piyungan, selepas masak SOP Iga sama Kalio sapi. Selamat merayakan Idul Adha yaa. Gimana sudah mblenger daging belum gengs?

Comments

Popular posts from this blog

Menyiapkan Anak Masuk SD (Salafiyah Ula)

Mengapa Salafiyah Ula Putri Islamic Center Bin Baz?